Minggu, 02 Juni 2013


A.     Latar Belakang

Minimnya pendidikan salah satu paktor bagi sebagian orang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


Karena itu pekerjaan apapun asalkan bisa mendapatkan penghasilan meskipun membawa resiko yang berbahaya akan dilakukan.Selain itu persaingan antara sesama pekerja juga ,menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian tenaga kerja yang memiliki pendidikan rendah.
Banyaknya buruh bangunan sering kali mengalami kecelakaan pada saat bekerja menjadi sebuah taruhan nyawa pada setiap bekerja.Pekerjaan menjadi seorang buruh bangunan cukup berbahaya terlebih bangunan bertingkat.
Namun karena telah terbiasa , sehingga sering mengabaikan perlengkapan maupun peralatan yang seharusnya digunakan agar terhindar dari kecelakaan kerja.Meski  tidak menginginkan kecelakaan kerja, namun banyak juga kuli bangunan yang berupaya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak merugikan, salah satunya dengan menggunakan sepatu dan sarung tangan saat bekerja.
Mereka berharap pemerintah lebih memperhatikan nasib masyarakat miskin seperti buruh bangunan dan para pekerja harian yang penghasilannya tidak menentu, terutama untuk jaminan kesehatan.Pekerjaan ini beresiko tinggi terhadap kecelakaan kerja dan taruhan nyawa kerap menjadi taruhan.
Namun sering tuntutan kebutuhan hidup, dan tanggung jawab terhadap keluarga, banyak kuli bangunan terpaksa melakukan tugas tersebut meski penuh resiko.Hal semacam ini juga banyak dialami masyarakat pada umumnya, karena semua orang memiliki nasib dan takdir nya masing masing sesuai dengan kodrat yang diberikan.
Tetapi orang lain tidak akan bisa merobah nasib seseorang, hanya Ia sendiri yang dapat merobahnya dengan perjuangan dan kerja keras serta akal yang cerdas.
Berangkat dari suatu pemikiran bahwa tukang bangunan merupakan profesi  yang sangat mulia, yang telah memberikan jasa atas pembangunan yang ada di negeri kita tercinta ini. Tanpa jasa mereka mustahil pembangunan akan ada seperti yang terlihat saat ini.

Namun disisi lain pendapatan/upah yang mereka terima masih jauh dari kata layak. Bahkan pekerjaan yang mereka lakukan mengeluarkan tenaga serta keringat yang terus menerus mengalir sepanjang hari di tambah dengan resiko kerja fatal yang menghantui seperti luka, jatuh, dan kematian, serta tidak ada asuransi kesehatan dan jaminan hari tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar